Casio Gallery – Kolaborasi antara dua merek yang tak pernah malu tampil beda G-Shock x Crocs telah melahirkan salah satu rilisan paling unik tahun ini. Menggabungkan ketangguhan jam tangan digital dengan kenyamanan sandal berbahan busa ikonik, produk ini berhasil memadukan dua dunia gaya hidup dalam satu paket: sebuah bundel jam tangan dan sandal glow-in-the-dark yang dapat dipakai secara bersamaan, bahkan saling terintegrasi secara fisik.
Bukan hanya urusan desain, kolaborasi ini juga memperkenalkan cara baru dalam mengenakan jam tangan. Tak lagi hanya di pergelangan tangan, kini jam bisa ditempatkan langsung pada sandal Crocs berkat sistem modul khusus yang menyatu di bagian tali.
Produk hasil kolaborasi ini terdiri dari dua elemen utama: sandal Crocs Echo Wave berpendar dalam gelap dan jam tangan G-Shock GA-2100 edisi khusus yang dapat dilepas-pasang. Sandal Echo Wave dipilih sebagai basis desain karena bentuknya yang chunky dan futuristik, sangat cocok dengan estetika G-Shock yang tebal dan penuh tekstur.
Salah satu daya tarik terbesarnya adalah efek glow-in-the-dark pada bahan sandal, yang langsung mencuri perhatian saat malam tiba. Selain itu, bagian strap belakang diberi motif marmer selaras dengan desain strap jam tangan yang juga mengusung marbling eksklusif. Estetika keseluruhan mencerminkan gaya streetwear generasi baru: ekspresif, fungsional, dan tak takut tampil beda.
Jam tangan yang disematkan adalah G-Shock seri GA-2100 atau yang akrab disebut “CasiOak”, versi ringan dan minimalis dari model G-Shock klasik. Jam ini memiliki fitur andalan seperti ketahanan guncangan, tahan air hingga 200 meter, lima alarm harian, world time, dan lampu latar LED ganda.
Yang membuat produk ini benar-benar menonjol adalah mekanisme modularnya. Bagian utama jam tangan dapat dilepas dari tali dan langsung dipasang pada lubang rivet khusus di sisi sandal Crocs. Dengan kata lain, pemakainya dapat memilih ingin mengenakan jam di tangan, atau menjadikannya bagian dari alas kaki.
Bagi sebagian orang, ide mengenakan jam di sepatu terdengar aneh. Namun justru inilah yang menjadikan kolaborasi G-Shock x Crocs menarik. Bukan hanya karena fungsinya yang unik, tapi juga sebagai bentuk ekspresi gaya yang berani dan tak biasa. Tak heran jika produk ini dengan cepat menjadi bahan perbincangan di komunitas streetwear dan fashion eksperimental.
Harga bundel jam dan sandal ini dibanderol sekitar USD 200 (setara Rp3 jutaan), dan dirilis secara terbatas melalui toko resmi serta peluncuran daring eksklusif pada akhir Mei 2025.
Meski terdengar seperti produk eksentrik, kolaborasi ini bukan tanpa makna. Baik G-Shock maupun Crocs memiliki sejarah panjang sebagai ikon budaya pop awal 2000-an yang sempat diremehkan. Namun kemudian bangkit menjadi simbol “jelek tapi keren” alias ugly-cool.
Dulu sempat dipandang norak, kini keduanya justru jadi andalan para selebriti, musisi, dan influencer fashion. G-Shock pernah menghiasi pergelangan tangan Pharrell, Kanye West, hingga Justin Bieber. Sementara Crocs dipakai oleh semua kalangan dari anak-anak hingga runway Paris Fashion Week.
Kolaborasi ini merayakan transisi tersebut: dari aksesori utilitarian menjadi fashion statement yang merayakan keunikan diri. Dalam era di mana fesyen semakin bersifat eksperimental dan inklusif, bundel ini terasa sangat relevan.
Simak Juga : Opini Panas! Influencer Sekarang Lebih Berbahaya daripada Politisi?
Lebih dari sekadar gimmick, kolaborasi G-Shock x Crocs adalah langkah menuju konsep fashion modular di mana produk bisa dipakai di banyak cara, di bagian tubuh berbeda, bahkan dikustomisasi sesuai mood atau kebutuhan.
Bukan tidak mungkin, tren ini akan memicu inovasi lain di masa depan. Bayangkan tas dengan layar jam digital terintegrasi, atau jaket dengan komponen wearable. Dunia fesyen terus bergerak ke arah gaya hidup yang fungsional sekaligus ekspresif.
Bagi para kolektor dan penggemar gaya nyeleneh, bundel G-Shock x Crocs bukan hanya produk, tapi pernyataan: bahwa mode tidak harus selalu masuk akal, selama ia mampu membuat orang menoleh dua kali.